BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dunia
pendidikan merupakan salah satu faktor penting penunjang kehidupan bangsa. Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan disekolah, guru memegang peranan yang sangat penting, bukan hanya
sebagai fasilitator melainkan sebagai seorang pendidik harus dapat membimbing
dan mengarahkan anak didik menurut minat dan bakat siswa tersebut. Sesuai
dengan tujuan khusus pendidikan di sekolah, antara lain moral: memiliki
kesadaran akan disiplin: memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis,
nasional dan obyektif dalam memecahkan persoalan: menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat:
memiliki kesadaran menghargai waktu.
Keberadaan siswa yang berasal dari
lingkungan dan latar belakang yang berbeda, masalah yang dihadapi tentunya
berbeda pula. Kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh siswa diantaranya
masalah ekonomi, fasilitas, kesehatan, agama sosialisasi, adaptasi, dll.
Permasalahan ini akan menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar
di sekolah maupun di rumah, sehingga akan berdampak negatif pada prestasi siswa
di kelas.
Berdasarkan hal tersebut maka
perlu diberikan praktek layanan bimbingan untuk siswa di sekolah. Disamping itu
untuk memenuhi instrumen penilaian praktek pengalaman lapangan (PPL). Adapun
tujuan dari praktek layanan bimbingan siswa adalah untuk membantu siswa dalam
memberikan solusi atau pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi agar tidak
mengganggu proses belajar di sekolah maupun di rumah. Dalam hal ini pihak guru,
Konselor (BK), wali kelas dan kepala sekolah perlu dilibatkan agar praktek
layanan bimbingan siswa dapat berjalan dengan efektif.
Untuk menghadapi hal tersebut
diatas mahasiswa (PPL) sebagai calon guru perlu dibekali pengetahuan, sikap,
keterampilan untuk mempelajari layanan bimbingan siswa, pencarian data atau
identitas yang relevan, identitas kasus, mendiagnosis, yang pada akhirnya
mencoba memberikan dan mencari alternatif solusi atau pemecahan masalah pada
siswa.
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan
segala aspek yang dimilikinya termasuk di dalamnya adalah aspek kepribadian.
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar melibatkan beberapa komponen
yang saling berkaitan yang pada dasarnya akan menunjukkan hasil yang
berbeda-beda pada siswa. Komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar
mengajar itu meliputi: guru, siswa, kurikulum, alat dan sumber belajar, materi
pembelajaran maupun metode dan evaluasi. Masing-masing komponen itu saling
berhubungan dan berkaitan secara erat sehingga apabila salah satu komponen
tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hal ini dapat berakibat
terganggunya proses belajar mengajar tersebut.
Dalam pelaksanaan proses pendidikan setiap
siswa pasti mengalami permasalahan-permasalahan yang timbul, baik yang berasal
dari guru maupun yang berasal dari siswa sendiri. Permasalahan itu timbul
karena berbagai faktor dan belum tentu setiap siswa bisa memecahkan sendiri
permasalahannya. Oleh karena itu, tugas guru selain sebagai pendidik juga
sebagai pembimbing. Sebagai seorang
pembimbing guru harus mampu mengarahkan dan membantu menyelesaikan permasalahan
siswanya. Tugas guru Bimbingan dan Konseling yaitu membantu siswa untuk
mengatasi permasalahan dan hambatan dalam perkembangan siswa.
Seorang guru harus mampu memahami dan
mengetahui lebih dalam mengenai keadaan siswa, tingkah laku siswa, latar
belakang siswa, dan kesulitan atau permasalahan yang dihadapi siswa. Hendaknya
seorang guru mampu membantu mencari solusi agar siswa dapat mencapai
keberhasilan dalam belajarnya. Seorang guru dalam memberikan bantuan kepada
anak didiknya harus juga memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak
tersebut, antara lain kematangannya, bakatnya, kemampuannya, lingkungannya, dan
sebagainya, agar siswa yang diberi bantuan dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya secara tepat.
Untuk mengetahui keadaaan siswa banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan. Salah satunya yang
dapat digunakan adalah metode studi kasus (Case Study). Dengan adanya studi
kasus dapat membantu konselor sekolah memahami kondisi siswa dalam menentukan
penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
B. Pengertian Layanan
Bimbingan
Layanan bimbingan siswa ialah upaya
untuk mengenali, memahami, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar
dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, dan memberikan pertimbangan
pemecahan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga Guru bisa
memahami dan mengerti akan kebutuhan siswa, dengan begitu Guru dapat
menyelaraskan materi dengan kebutuhan siswa tersebut.
Bimbingan merupakan layanan bantuan
untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri
dan secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. (Prof Dr.H.Prayitno, M.Sc.Ed,
2002)
Siswa tidak akan mampu menghadapai
kompleksnya permasalahan yang mereka hadapi, baik di lingkungan rumah ,
sekolah, maupun masyarakat. Oleh karena itu, layanan bimbingan ini dimaksudkan
sebagai usaha pemberian bantuan kepada siswa untuk mencari alternatif dan
pemecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut. Karena laporan layanan
bimbingan siswa ini banyak berhubungan dengan masalah yang bersifat pribadi.
Maka dalam penulisannya tidak mencantumkan identitas klien yang sebenarnya,
akan tetapi menggunakan identitas samaran atau fiktif dan apabila terdapat
kesamaan dengan para pembaca atau yang lain, hal itu bukan suatu kesenjangan
melainkan merupakan suatu kebetulan.
Dalam kamus Psikologi (Kartono dan
Gulo, 2000) menyebutkan bahwa ada 2 (dua) pengertian tentang Studi kasus (Case
Study) pertama Studi kasus merupakan suatu penelitian (penyelidikan)
intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang
biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi
kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang
individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi.
Menurut beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan
Siswa, pengertian studi kasus yaitu ;
Ø Studi kasus adalah metode pengumpulan data
yang bersifat integrative dan komprehensif. Integrative artinya menggunakan
berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu data yang
dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap (Dewa Ketut
Sukardi, 1983).
Ø Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara
mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. (I.Djumhur, 1985).
Ø Studi kasus adalah suatu metode untuk
mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan
tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik (WS. Winkel, 1995).
C. Tujuan Layanan Bimbingan
1.
Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penulisan
pelaksanaan studi kasus ini adalah untuk memahami siswa secara individu dalam
keunikannya dan dalam permasalahan serta hambatan dalam hidupnya. Kemudian dari
pemahaman permasalahan dan hambatan dalam hidup siswa yang mendalam, dapat
diketahui dan membantu siswa untuk mencapai pemecahan dan penyesuaian yang
lebih baik. Tercapainya penyesuaian akademik siswa dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Tersedianya kondisi belajar yang nyaman,
terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, sehingga dapat mereduksi kemungkinan
kesulitan belajar.
Kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu bentuk pemberian bantuan yang dilakukan oleh guru kepada
siswa. Jika guru bermaksud melaksanakan pemberian bantuan itu secara tuntas dan
menyeluruh, maka dia harus memahami peranan dalam upaya pemberian bantuan itu,
yaitu peranannya dalam keseluruhan kegiatan pendidikan dan keseluruhan upaya
bimbingan disekolah. Bimbingan merupakan upaya untuk membantu perkembangan
kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan di sekolah
harus dikaitkan dengan kegiatan pendidikan, karena itu tujuan akhir bimbingan
adalah mengembangkan potensi siswa agar mampu meningkatkan peranannya dalam
rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan. Tujuan bimbingan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara ialah supaya orang bersikap
dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah
supaya orang mampu mandiri, dalam hal ini dia bisa memutuskan hidupnya sendiri,
mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri
resikonya. Bimbingan mempunyai 2 tujuan pokok, yaitu jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan bimbingan jangka panjang adalah suatu patokan ideal yang
diharapkan dicapai murid yang telah memperoleh layanan bimbingan. Sedangkan
tujuan bimbingan jangka pendek adalah seperangkat kemampuan yang diharapkan
dicapai murid selama dan setelah proses bimbingan dan penyuluhan.
2.
Tujuan Khusus
Selain tujuan umum di atas,
layangan bimbingan mempunyai beberapa layanan khusus. Secara khusus, layanan
bimbingan bertujuan membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan
yang meliputi aspek pribadi-sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan
tuntutan lingkungan. (Depdikbud, 1995)
Setelah siswa memperoleh layanan
bimbingan disekolah, tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu:
a.
Siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mengatasi permasalahan dalam memahami dirinya sendiri.
b.
Siswa dapat memiliki kemampuan
dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan
yang mereka hadapi sendiri.
c.
Siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mangatasi permasalahan dalam lingkungan, baik lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
d.
Mengenal
pribadi siswa, menetapkan bentuk kesulitan belajar siswa, faktor–faktor
penyebab kesulitan belajar siswa, serta merumuskan beberapa cara (solusi)
mengatasinya dengan baik dan realistik..
e.
Membantu
siswa dalam menumbuhkan motivasi belajarnya.
f.
Membantu
siswa dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal.
g.
Membantu siswa agar dapat mengembangkan
potensi yang ada pada diri siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang
dimilikinya.
h.
Membantu
siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptasi).
Dari uraian di atas tujuan khusus layanan
bimbingan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki
siswa dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
D. Pentingnya Layanan
Bimbingan
Bimbingan disekolah bertujuan
menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri murid yang sedang
berkembang menuju ke kedewasaannya. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya, dengan
demikian bimbingan menjadi bidang pelaksanaan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah. Layanan bimbingan siswa sangat penting bagi:
1.
Kepala Sekolah.
Sebagai masukan untuk memikirkan dan mengusahakan
kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan layanan bimbingan
di sekolah.
2.
Wali Kelas.
Sebagai bahan referensi bagi Wali kelas untuk mengidentifikasi
berbagai kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kelas dan
mengupayakan pemecahan masalah yang harus diambil.
3.
Guru Bidang Studi.
Guru bidang studi akan lebih mudah dalam pemilihan
metode yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
4.
Siswa yang bersangkutan
(klien).
Layanan bimbingan siswa akan membantu siswa dalam
mengatasi masalah yang sedang dihadapi, baik permasalahan akademik, karier atau
pribadi.
5.
Orang tua / wali.
Untuk menyongsong masa depan yang baik dan sukses
layanan bimbingan akan membantu putra putrinya dalam membenahi sikap yang
kurang baik.
6.
Guru PPL.
Guru PPL akan memperoleh pengalaman dalam menghadapi
siswa dengan berbagi karakter yang berbeda, untuk dapat melatih keterampilan melakukan
layanan bimbingan di sekolah.
Pentingnya layanan studi kasus yang
diperoleh dari kegiatan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
Ø Memberikan gambaran bagi guru BK dalam menangani studi kasus dengan
mengetahui permasalahan pada siswa lebih mendalam lagi.
Ø Metode pemecahan masalah yang digunakan, bisa menjadi bahan
pertimbangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Ø Siswa yang bermasalah pada mata pelajaran matematika dapat diketahui
permasalahannya dan dapat meningkatkan kualitas siswa, berani mengungkapkan pendapat, ide,
pertanyaan, dan saran meningkat.
Ø
Bagi penulis, penelitian ini
dapat memberikan pengalaman yang dapat dipergunakan untuk bekal mengajar
setelah peneliti selesai dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.
E. Alasan Pemilihan Objek
Penulis mempunyai beberapa alasan dan
pertimbangan dalam pemilihan klien. Dalam penyusunan layanan bimbingan ini
penulis sengaja memilih siswa yang bersangkutan untuk dibahas kasusnya,
berdasarkan pengamatan penulis pada siswa dan tingkah lakunya baik disekolah (terutama
saat berlangsungnya PBM di kelas) maupun
diluar sekolah yaitu dilingkungan masyarakat:
Ø Di sekolah:
1.
Klien terlihat kurang
bersemangat dalam mengikuti kegiatan PBM.
2. Klien sering melamun dan murung.
3. Klien bersifat tertutup terhadap masalah
yang sedang dihadapinya.
4. Klien Sukar menangkap pelajaran matematika
dan fisika.
Dari
beberapa faktor yang ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan diatas harus
segera diatasi dengan beberapa solusi yang bijak, karena jika tidak, maka akan
menyebabkan kesulitan bagi klien. Berdasarkan pertimbangan prestasi siswa yang
bersangkutan juga akan terganggu. Oleh karena itu penulis memilih siswa
tersebut untuk dijadikan sasaran dalam pembahasan layanan bimbingan siswa
ini.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpalan data adalah penting dalam
penyelidikan-penyelidikan pada umumnya, maupun dalam bimbingan dan penyuluhan.
Penyuluhan baru dapat diberikan dengan baik, kalau kita telah mengetahui data
disekitar individu yang akan dibimbing.
Oleh karena itu dalam bagian ini akan
dikemukakan beberapa macam metode yang dapat dipergunakan dalam
memperoleh data di dalam merealisir bimbingan dan penyuluhan antara lain:
Ø Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu suatu cara untuk
mengumpulkan data yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung. Observasi dilakukan selama kegiatan proses belajar mengajar. Yaitu
selama guru praktikan melakukan praktek mengajar di kelas selama kegiatan PPL
Sebelum memberikan layanan bimbingan
kepada siswa, maka data dan informasi yang lengkap dan akurat harus didapatkan
dahulu. Ada
beberapa metode yang digunakan Penulis untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam layanan bimbingan siswa, yaitu:
1.
Metode Wawancara (Interview)
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
lengkap, dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan klien
(face to face).
2.
Metode Angket
Metode ini dilakukan dengan jalan memberikan sejumlah
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh klien dalam bentuk daftar, yaitu
pertanyaan yang menyangkut identitas diri dan keluarga klien.
3.
Metode Check List
Check List digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari angket. Klien diberi pertanyaan yang pada
umumnya sering dijumpai serta dialami oleh siswa.
Sehingga
langkah pertama pengumpulan data memegang peranan penting karena diperlukan
pelaksanaan yang intensif, sistematis, dan komprehensif.
Adapun
tahap-tahap pengumpulan data yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Melaksanakan observasi terhadap siswa yang
diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik dikelas maupun diluar kelas
sekaligus mengisi daftar cek untuk mencatat hasil observasi, perilaku, dan
sebagainya.
2. Melakukan konsultasi dengan guru kelas
tentang siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar sekaligus
wawancara.
3. Menganalisa dokumen tentang diri siswa yang mencakup
identitas pribadi, riwayat hidup, prestasi belajar, cita-cita pribadi, latar
belakang keluarga, bakat dan minatnya, kesehatan, hobby dan
sebagainya.
4. Memberikan angket kepada siswa kasus untuk
memperoleh data pribadinya.
5. Mengadakan wawancara secara langsung
dengan siswa kasus untuk memperoleh kejelasan dan keterangan dari angket yang ada.
6. Mengolah dan menganalisis data untuk
mencari sumber permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
7. Menetapkan prioritas masalah yang dihadapi
siswa dan memberikan alternative pemecahan masalahnya.
8. Mengadakan evaluasi dan tindak lanjut sebagai upaya pemecahan masalah yang dialami.
G. Konfidensial
Untuk mengetahui secara mendalam dan
luas tentang masalah yang dihadapi oleh siswa, maka dituntut suatu pengumpulan
data dari berbagai sumber dan aspek. Hal ini sangat penting agar mendapatkan
gambaran yang menyeluruh dan selanjutnya dapat memberikan bantuan yang tepat
pada siswa. Data yang diperoleh banyak bersifat rahasia serta pribadi yang
tidak perlu diketahui orang lain yang tidak berkepentingan. Sehubungan dengan
sifat kerahasiaan yang harus dijaga, seperti yang telah disebutkan dalam kode
etik bimbingan, maka jati diri dibuat secara fiktif (samaran). Jika
identifikasi fiktif tersebut tampak sama dengan identitas pembaca, maka hal itu
merupakan suatu kebetulan semata.
Data fiktif ini
dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan klien, karena bukan tidak mungkin laporan
studi kasus ini dibaca oleh orang yang tidak berwenang. Selain itu, agar klien
tidak merasa malu atau dirugikan karena rahasianya diketahui oleh orang lain
yang tidak berkepentingan.
H. Batasan masalah
Dengan jumlah siswa SMP Islam
Alma’arif 01 Singosari yang sangat banyak, maka banyak pula siswa yang
mempunyai masalah. Penulis hanya mengambil satu dari sekian banyak siswa SMP Islam Alma’arif 01
Singosari yang mempunyai masalah yaitu siswa kelas VII A. Karena mustahil
jika sekian banyak masalah hanya ditangani oleh satu orang dan dalam kurun waktu
yang sangat singkat, sehingga diperlukan suatu proses dan waktu yang
berkesinambungan untuk mengatasi masalah-masalah yang begitu kompleks tersebut.
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Pelaksanaan layanan bimbingan siswa yaitu memberikan
bantuan kepada siswa untuk memperoleh sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
yaitu keberhasilan siswa, maka dilakukan tahap-tahap pelaksanaan praktek
layanan bimbingan siswa sehingga memungkinkan berlangsungnya proses
penyelesaian masalah tersebut antara lain,yaitu:
a.
Identifikasi kasus
b.
Sintesis
c.
Diagnosis
d.
Prognosis
e.
Pemberian Bantuan
f.
Follow up atau tindak lanjut
Selain melakukan kegiatan diatas, sebagai seorang guru
yang merangkap sebagai konselor juga haruslah memegang kode etiknya untuk
merahasiakan masalah maupun identitas siswa yang bermasalah tersebut.
A. IDENTIFIKASI KASUS
Langkah pertama adalah
mengidentifikasi siswa, dengan tujuan untuk menentukan siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar dan memerlukan bantuan dalam
menyelesaikan masalah.
Metode yang digunakan adalah metode
angket, problem check list, dan interview (wawancara).
Dalam layanan bimbingan siswa ini,
penulis menetapkan seorang siswa kelas VII A sebagai klien, karena penulis dapat mengamati
siswa tersebut dalam kesehariannya, dimana klien kurang bersemangat dan murung waktu PBM.
Dari hasil pendekatan klien dan informasi dari temen terdekatnya di kelas. Maka
penulis berkesimpulan bahwa yang bersangkutan mempunyai kesulitan dalam ekonomi
dan kurangnya perhatian dari guru sehingga ia memiliki minat yang rendah.
Teknik Pengumpulan Data
Guna
mengidentifikasi siswa, dibutuhkan analisis data mengenai siswa tersebut. Dalam
praktek layanan bimbingan ini, digunakan beberapa rangkaian prosedural pengambilan
data meliputi:
1.
Observasi
Teknik
ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku
pada diri siswa. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa
selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas, tingkah laku siswa terhadap
teman-temannya atau terhadap gurunya.
2.
Angket (Questioner)
Angket
adalah instrumen pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan
tentang diri siswa yang harus dijawab/dikerjakan oleh siswa. Dari angket
tersebut dapat dianalisis penyebab dari masalah yang dihadapi siswa.
3. Dokumenter
Dokumenter
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui dan
mengumpulkan data siswa yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa selama
mengikuti proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah. Informasi ini praktikan dapatkan dari daftar
nilai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
4.
Interview/Wawancara
Adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai secara langsung siswa itu
sendiri dan orang-orang yang ‘dekat’ dengan siswa, seperti guru bimbingan konseling
dan teman dekat di kelas. Wawancara berguna untuk mendukung data yang diperoleh
dari angket (Questioner)
5.
Data prestasi belajar
Data ini bisa
dilihat dari hasil belajar siswa sebelumnya yaitu dengan melihat daftar nilai
seperti rapot atau rekapan nilai hasil
ulangan.
Ø Angket
Hasil yang diperoleh dari pengisian angket siswa adalah
sebagai berikut :
a.
Identitas Siswa
Nama Lengkap : Anissa
Zelitha
Tempat & Tanggal lahir : Lampung, 22 Mei 1996
Agama :
Islam
Kewarganegaraan :
Indonesia
Alamat :
JL. Sedap Malam, Bedali
b.
Identitas Orang Tua
Nama Ayah :
Ferizal
Pendidikan Terakhir :
SMA
Agama :
Islam
Pekerjaan :
PNS (Pegawai
Negeri Sipil)
Alamat : JL. Sedap Malam, Bedali
Nama Ibu :
Asparina
Pendidikan Terakhir :
SMA
Agama :
Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : JL. Sedap
Malam, Bedali
c.
Saudara Siswa
Anak ke : 3 dari 3
bersaudara.
d.
Siswa Tinggal Bersama
Orang tua
Ø Problem Checklist:
Hasil dari problem check list yang
telah di isi oleh klien adalah sebagai berikut:
a)
Kesehatan
·
Badan Sedang
·
Merasa lelah dan tidak
bersemangat
·
Sering merasa pusing/pening
·
Merasa kurang bahagia karena
merasa cacat
b) Keadaan Kehidupan
·
Uang saku saya kurang mencukupi
·
Ibu
bekerja karena penghasilan ayah tidak mencukupi
·
Orang tua saya cukup mampu dan
saya ingin segala keinginan saya dipenuhi
c)
Kehidupan Keluarga
·
Kurang
diperhatikan orang tua
·
Saya tidak dekat dengan ayah
·
Saya tidak dekat dengan ibu
·
Saya tidak ingin orang tua
mengengkang
d) Agama Dan Moral
·
Tidak
dapat bersungguh-sungguh menerima adanya Tuhan
·
Masih
meragukan adanya Tuhan
·
Sering
mempermainkan (tidak menepati janji, sulit untuk jujur, sering iri hati, sering
tidak mengakui kesalahan, dll) dengan orang lain
·
Pikiran
dan tindakan saya sering bertentangan
e)
Hubungan Pribadi
·
Sering curiga pada orang lain
·
Sering menyalahkan orang lain
·
Mudah putus asa
·
Mudah bingung
·
Bersikap kaku
·
Bersikap tertutup
·
Tidak senang menceritakan
masalah kepada orang lain
·
Mudah menyalakan diri sendiri
·
Merasa tidak mempunyai
kelebihan
·
Sering merasa tidak layak hidup
f)
Kehidupan Sosial Dan Berorganisasi
·
Sulit bergaul
·
Sering gagal dalam usaha
mencari kawan
·
Jarang diajak bermain bersama
oleh teman
·
Sering bertentangan dengan
orang lain
·
Bingung bila berhadapan dengan
orang banyak
·
Bingung
bila berhadapan dengan orang banyak
g)
Rekreasi Dan Hobby
·
Keinginan untuk rekreasi selalu
terhalang
·
Lebih suka buku hiburan dari
pada buku pelajaran
·
Setiap ada film baru saya
nonton
·
Lebih senang dirumah dari pada
menyalurkan hobby diluar rumah
h) Penyesuaian Terhadap
Sekolah
·
Saya sering datang terlambat
·
Saya sering dibenci oleh
teman-teman di sekolah
·
Tidak ada teman yang saya
senangi untuk belajar bersama
·
Merasa kurang dimengerti oleh
guru
·
Peraturan sekolah terlalu
menekan
i)
Penyesuaian Terhadap Kurikulum
Sekolah
·
Pelajaran disekolah terlalu
berat
·
Sukar mendapat buku pelajaran
·
Sukar menangkap dan mengikuti
pelajaran
·
Pelajaran yang bersifat
hitungan sukar bagi saya
·
Pelajaran yang bersifat hafalan
sukar bagi saya
j)
Check List Kebiasaan Belajar
·
Belajar kalau ada ulangan
·
Belajar tidak teratur waktunya
·
Sukar memusatkan perhatian
waktu belajar
·
Sering menyalin pekerjaan teman
·
Tidak dapat menerapkan cara
belajar yang baik
k) Asmara
·
Bercinta
dalam masa sekolah dapat menjadi dorongan
·
Orang tua melarang saya untuk
pacaran dulu
·
Gemar
melihat/menonton film bernadakan cinta
·
Saya merasakan kesepian karena
belum mempunyai pacar
Test Who Am I
·
Seorang
yang pendiam
·
Seorang
yang minder
·
Seorang
yang kurang mudah menyesuaikan dengan
keadaan baru
·
Seorang
yang tertutup
Ø Wawancara
Dalam wawancara awal sebelum
treatment diberikan data atau angket yang telah ditulis oleh penulis mengenai
klien adalah sebagai berikut:
a.
Kesehatan
Klien sering sering melamun, murung, berdiam diri
dikelas karena kurang bersemangat.
b. Ekonomi
Orang tua saya hanya berpendapatan
pas-pas-an
c.
Sosial organisasi
Klien tidak senang menjadi pemimpin
dan kurang senang mengikuti sebuah perkumpulan/organisasi, tetapi lebih senang
menjadi anggota biasa
d.
Hubungan Psikologi dan pribadi
Klien ingin mempunyai kepribadian yang menyenangkan agar
disenangi teman dan guru-guru. Klien juga ingin popular di sekolah, akan tetapi
disamping itu klien sulit membicarakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi karena
tidak percaya diri dan tidak percaya pada orang lain.
e.
Emosional psikologis
Klien juga sukar sekali dalam
mengambil keputusan tentang sesuatu.
f.
Teman dan keluarga
Klien merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ayahnya
bekerja sepagai pegawai negeri sipil dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kasus
tidak mempunyai teman di kelas dan suka dikucilkan oleh teman-temannya.
g.
Pengajaran
Klien dikelas sering kesulitan
untuk memusatkan pikiran saat pelajaran. Klien juga
sering cemas menghadapi ujian karena khawatir mendapat nilai jelek dan takut
tidak naik kelas serta takut mendapat
giliran maju di depan kelas.
- SINTESIS
Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolong-golongkan
dan menghubung-hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap awal yaitu tahap
analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan
gambaran mengenai diri klien, kekuatan dan kelemahannya. (Lutfi
Fauzan,1994:142)
Berikut hasil sintesis dari
data-data klien:
a. Tidak bersemangat, melamun, murung dan
mengantuk dikelas serta berdiam diri
b. Klien merasa tidak percaya diri
c. Hobi klien tidak tersalurkan kerena harus
membantu orang tuanya
d. Klien mempunyai masalah dengan cara
belajar yang kurang efektif karena tidak dapat membagi waktu dengan baik .
e. Klien bersifat tertutup terhadap masalah
yang sedang dihadapinya.
- DIAGNOSIS
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam
bentuk problema yang ditunjukkan. Pada tahap ini akan ditetapkan penyebab
masalah serta masalah yang dihadapinya sehingga diperoleh pemahaman tentang
hakikat masalahnya. Dalam diagnosis ini nantinya oleh penulis dapat dijadikan
dasar dalam membuat perkiraan mengenai masalah yang dihadapinya oleh klien
serta hal apa saja yang menjadi penyebab klien menghadapi masalah tersebut.
1)
Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini ditentukan atau
ditunjukkan masalah apa yang sedang dialami oleh klien. Identifikasi masalah
dilakukan dengan tujuan dapat mengklasifikasi masalah apa yang akan
diselesaikan. Berdasarkan hasil analisis dan sintesis seperti yang telah
dibahas diatas, diperoleh gambaran
mengenai masalah klien yaitu:
ü Klien sering merasa tidak percaya diri
ü Klien sering merasa lelah
dan tidak bersemangat
ü Klien bersifat tertutup terhadap masalah yang sedang dihadapinya
ü Sukar menangkap pelajaran yang bersifat
menghafal dan berhitung
2)
Penyebab Munculnya Masalah (Etiologi)
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu
mencari faktor penyebab terjadinya masalah yang sedang dihadapi oleh klien yang
menjadi sumber timbulnya suatu masalah yang mencakup pencarian hubungan antara
masa lalu, sekarang dan masa depan yang mungkin dengan jalan ini dapat dipahami
sebab-sebab dari gejala. Dalam etiologi ini diperoleh data-data yang
menyebabkan klien mengahadapi masalah belajar ini adalah sebagai berikut:
ü Buku-buku pelajaran yang dimiliki tidak lengkap
ü Klien tidak mempunyai jadwal khusus untuk belajar (terhambat denga
tugas-tugas rumah).
- PROGNOSIS
Prognosis ini bersangkutan dengan upaya
memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang
ada sekarang. Kemungkinan-kemungkinan yang telah dipikirkan oleh penulis
apabila klien tidak mendapatkan bantuan dari penulis adalah:
1)
Apabila penulis tidak dapat
membantu masalah yang sedang dihadapi oleh klien maka:
ü Nilai raport klien akan jelek sehingga klien kecewa
ü Orang tua akan kecewa pada klien
ü Klien akan kehilangan motivasi belajar
ü Klien semakin memburuk dalam hal apapun
terutama pelajaran
2) Apabila penulis dapat membantu masalah
yang sedang dihadapi oleh klien maka:
ü Nilai raport klien akan bagus seperti yang
diharapkan
ü Orang tua akan senang dan bangga pada
klien
ü Motivasi belajar klien akan meningkat
ü Klien semakin membaik dalam hal apapun yang membuat klien tidak jatuh terutama
pelajaran sekolah
- PEMBERIAN BANTUAN (TREATMENT)
Treatment merupakan usaha bantuan yang diberikan kepada
klien. Bantuan yang diberikan adalah bantuan yang berupa upaya membantu klien
untuk menemukan sumber kekuatan yang ada pada diri klien itu sendiri atau
berupa sumber dari lembaga masyarakat guna membantu klien untuk mencapai
penyesuaian seoptimal mungkin. Usaha pemberian bantuan atau treatment merupakan
kegiatan pokok dalam proses memberikan bantuan kepada klien. Tujuan dari
kegiatan ini adalah agar masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi.
Adapun usaha-usaha yang akan dilakukan adalah:
1.
Usaha bantuan yang direncanakan
2.
Usaha yang tidak direncanakan
3.
Usaha bantuan yang telah
terlaksana
4.
Usaha bantuan yang tidak
terlaksana
5.
Kegiatan follow up
Ø Bantuan yang Direncanakan
Usaha-usaha bantuan yang telah direncanakan untuk dapat
mengatasi masalah yang sedang dihadapi klien dalam tahap ini adalah:
1.
Konseling dengan klien
2.
Memberikan bimbingan belajar
kepada klien
3.
Memberikan motivasi hidup
kepada klien
Usaha-usaha bantuan diatas dirasa penulis sudah sesuai
dengan kondisi masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Hal ini dikarenakan masalah klien yang kompleks
sehingga penulis membuat rencana bantuan kepada klien seperti yang
tertera diatas. Penulis merasa perlu melakukan konseling karena dalam konseling
terjadi pembicaraan antara klien dan penulis yang berperan sebagai konselor. Dalam
kegiatan tersebut tentunya dibahas mengenai masalah klien dan bagaimana cara
penyelesaiannya.
Selain konseling, penulis juga
merasa perlu memberikan bimbingan belajar kepada klien hal ini bertujuan agar
klien dapat meningkatkan belajarnya. Kemudian penulis juga merasa perlu
memberikan motivasi belajar kepada klien selain memberikan bimbingan dalam
belajar. Hal ini agar dalam proses belajar klien, klien merasa lebih ada yang
membantunya dalam kegiatan belajarnya.
Ø Bantuan yang Terlaksana
1.
Konseling
Kegiatan ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan. Dalam kegiatan ini dibahas mengenai masalah klien,
apa saja penyebabnya dan bagaimana alternatif penyelesaian yang tentunya atas
pemikiran klien sendiri.
Klien disarankan untuk membagi
waktu sehingga ada waktu untuk belajar dan bermain. Klien akan mulai mengurangi
kegiatan yang bersifat bermain sehingga pulang sekolah tepat waktunya.
2.
Memberikan motivasi dalam belajar
Kegiatan ini dilakukan agar
klien dapat lebih semangat untuk belajar. Dalam hal ini
penulis memberikan pengertian bahwa sekolah itu penting untuk masa depannya dan
klien masih beruntung dapat mengeyam pendidikan dibandingkan anak-anak yang
ingin sekolah tapi tidak dapat kesempatan seperti dirinya. Dan penulis selalu
menanyakan kesulitan-kesulitan apa yang dialami klien dalam hal pelajaran.
Ø Bantuan yang Tidak
Terlaksana
Dari kedua bantuan yang hendak diberikan kepada klien
ada yang tidak terlaksana. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, kegiatan
yang tidak terlaksana adalah sebagai berikut:
·
Memberikan bimbingan belajar
kepada klien.
Dalam kegiatan ini penulis berencana akan mendampingi
klien saat belajar, hal ini dilakukan agar klien jika ada kesulitan dalam
pelajarannya penulis dapat membantu untuk memecahkan persoalan belajarnya. Dan
dimaksudkan agar klien lebih memahami materi-materi yang telah diberikan oleh
guru di sekolah.
- USAHA TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Usaha tindak lanjut atau follow up ini merupakan
kegiatan akhir dari studi kasus ini. Dalam kegiatan ini penulis berupaya untuk
mengetahui setiap perkembangan klien setelah dilakukan konseling selama
beberapa kali tersebut. Dalam kegiatan ini yang dilakukan penulis untuk
mengetahui perkembangan klien adalah melalui wawancara.
Sementara usaha yang dilakukan penulis yaitu dengan
wawancara langsung dengan klien lingkungan sekitar, dan orang tua. Data yang
diperoleh sebagai berikut:
1.
Klien bersemangat dalam belajar
2. Klien dapat membagi waktu dengan baik
3. Klien merasa nyaman dan kerasan di sekolah
dan di rumah
4. Klien mulai banyak teman dan bisa bersosialisasi
dengan yang lain (tidak minder)
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan
penulis, dapat disimpulkan bahwa: klien yang dijadikan studi kasus ini
mengalami masalah dalam hal belajar dan keadaan ekonomi keluarganya. Hal ini ditunjukkan
dengan kurangnya motivasi belajar klien dan keadaan kehidupan ekonomi dalam
keluarga.
Acuan yang penulis gunakan dan rencana bantuan yang akan
diberikan kepada klien sudah sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Bantuan
yang terlaksana antara lain konseling, pemberian motivasi belajar, pemberian
motivasi untuk mendekatkan diri pada Tuhan, dan cara belajar yang efektif dan
efisien. Hasil sementara setelah pemberian bantuan kepada klien, menunjukkan
bahwa klien sudah mulai bersemangat belajar, klien mulai bisa membuat jadwal
belajar sendiri, selalu berusaha untuk bergaul dengan teman-temanya dan
menghargai pentingnya bersekolah tidak lagi menyia-nyiakan sekolahnya selagi
kita bisa bersekolah dan juga sudah bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa studi kasus ini cukup berhasil.
- SARAN
Berkaitan dengan keberhasilan bantuan yang telah
diberikan kepada klien, beberapa saran kepada beberapa pihak yang berkaitan
dengan penyusunan studi kasus ini, diantaranya:
1.
Klien
Adanya kesadaran dan semangat yang
tinggi dalam diri klien untuk mengembangkan perilaku yang baik sangat
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tidak menyia-nyiakan waktu
maupun kesempatan yang ada dan berusaha untuk lebih baik selagi kita bisa
berusaha.
2.
Orang tua klien
Orang tua hendaknya lebih bijaksana
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang ada dan tidak harus semua
masalah diselesaikan dengan kekerasan, kekerasan tidak akan menyelesaikan
masalah malah membuat masalah yang baru. Orang tua hendaknya lebih perhatian
kepada klien dan bijaksana mengarahkan klien dalam membagi waktu untuk lebih
giat belajar. Memberikan pengertian pentingnya arti bersekolah dan tidak lagi
menyia-nyiakan sekolah selagi orang tua kita bisa menyekolahkan.
3.
Guru
a)
Hendaknya dapat menciptakan
suasana belajar yang tidak membosankan, sehingga siswa tidak merasa bosan belajar disekolah
khususnya dikelas dan siswa tidak lagi ada lagi yang bolos
b)
Hendaknya guru pintar-pintar
dalam memilih metode yang ada dan bisa membuat variasi agar siswa
mengerti/paham tentang apa yang diterangkan
c)
Hendaknya lebih memberi
perhatian dan lebih dekat kepada siswa agar apa keluhan kekurangan siswa dalam
proses belajar
d)
Memberi motivasi belajar dan
contoh membagi waktu dengan baik,sehingga dapat menerapkannya
e)
Hendaknya lebih cepat/cekatan
mengambil tindakan terhadap siswa yang mempunyai masalah.
4.
Konselor
a) Dalam pelaksanaan usaha bantuan hendaknya
dilakukan secara intensif.
b) Praktikannya hendaknya lebih membekali diri dengan berbagai keterampilan dasar
komunikasi untuk mendukung agar dalam melaksanakan proses konseling berjalan dengan baik.
c) Praktikannya hendaknya lebih
banyak berlatih konseling sehingga dapat membantu klien dengan maksimal.
d) Praktikannya hendaknya lebih
banyak menguasai pendekatan dan teknik-teknik konseling sehingga akan lebih
mudah membantu dalam proses pemecahan masalah klien.
Daftar Pustaka
Hidayah,1992. masalah belajar
dan bimbingan.Malang :IKIP Malang.
Hidayah, Nur. 1998. pemahaman individu : teknik Non tes. Malang FIP Universitas Negeri Malang
Munandir,
1979. kode etik dalam konselor . Malang: PBB FIP IKIP Malng.
Fauzan,
lutfi dan Bisri, Moh. 1994. Modul 4: konseling
trait and factor, Malang :IKIP Malang.
Partowisastro,
koestoer,1984.Diagnosa dan pemecahan
kesulitan belajar, Jakarta: PT.Erlangga press.
Djumhur, I & M. Surya. 1975. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : CV IImu.
Hayinah. 1992. Masalah Belajar
dan Bimbingan , Malang :
IKIP Malang.
Flurentin, E. 1991. Pengantar Bimbingan dan Konseling:Buku Pandua Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia.
Hidayah,N & Heni I.1991. Teknik Pemahaman Individu Non-Tes.Malang: IKIP Malang.
Munandir.1996.Program
Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Rosidan, 1994. Pendekatan
– Pendekatan Modern Dalam Konseling. Malang: Depdikbud
UPT PPL.1996. Pedoman
Praktek Pengalaman Lapangan (Praktek Keguruan).
Malang Universitas Negri
Malang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar